Pembina WHDI Desa Tegal Harum yang juga merupakan Ketua TP PKK Desa Tegal Harum Ny. Ni Luh Gede Ernawati Widiantara didampingi Ibu Sekretaris Desa Tegal Harum Ny. Ida Ayu Cahya Sugiantari membuka Pelatihan membuat Banten Suci Alit di Desa Tegal Harum, pada Kamis (14/04/2022)
Menurut beliau ini dilaksanakan secara berkelanjutan karena tingginya minat masyarakat khususnya wanita Hindu untuk bisa membuat berbagai macam bebantenan serta mengetahui makna banten sesuai sastra agama, setelah sebelumnya sudah dilaksanakan pelatihan membuat Banten Ayaban Tumpeng 11 dan Tumpeng 7, kali ini Pemerintah Desa Tegal Harum melaksanakan Pelatihan membuat Banten Suci Alit dan jajan suci alit.
Selain itu kegiatan ini juga untuk menunjang program TP PKK Desa Tegal Harum dalam pelaksanaan Pokja I Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan Pokja II Pendidikan dan Keterampilan, serta program WHDI Desa Tegal Harum dalam Bidang Keagamaan.
Seperti yang telah kita ketahui agama Hindu khususnya di Bali percaya bahwa apapun yang ada di dunia ini adalah karena adanya pengorbanan. Ida Sang Hyang Widhi Wasa mencipatakan dunia ini karena pengorbanan. Kita bisa makan pun karena ada yang dikorbankan. Oleh karena pengorbanan itulah manusia memiliki tiga hutang hidup yang disebut dengan Tri Rna. Yaitu hutang terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Dewa Rna), hutang terhadap leluhur (Pitra Rna) dan hutang terhadap rsi, guru dan pendeta (Rsi Rna).
Untuk membayar hutang kita, maka kita harus melakukan pengorbanan juga yang disebut dengan yadnya. Ada 5 jenis yadnya yang dilakukan oleh manusia yang disebut dengan Panca Yadnya.
Salah satu banten yang sering digunakan dalam yadnya yaitu banten suci. Banten Suci adalah sarana upakara yang tidak asing di telinga masyarakat Hindu. Banten ini biasanya digunakan pada upakara yang berkuantitas madia dan utama. Sesungguhnya, Banten Suci sesuai dengan namanya merupakan penjabaran dari bahasa Weda.
Lontar Tutur Sang Hyang Tapeni menjelaskan, Banten Suci adalah sebuah banten yang terdapat dalam rangkaian upacara Dewa Yadnya. Suci memiliki arti bersih dan mulia, di mana Banten Suci memiliki makna untuk menyucikan atau memuliakan. Selain itu, Banten Suci merupakan penjabaran bahasa Weda yang menggunakan aksara-aksara suci yang mengandung makna secara universal dengan mengambil simbol-simbol suci berupa tumbuh-tumbuhan dan binatang.
Dalam banten suci ini, yang paling terpenting adalah jajan sesamuhannya yang dibuat dengan suatu tata cara yang suci. Misalnya orang yang sedang cuntaka tidak boleh ikut membuat jajan sesamuhan suci. Berikut bentuk-bentuk jajan sesamuhan banten suci yang dibuat :
Warna jajan sesamuhan suci hanya dua yaitu berwarna putih dan berwarna kuning. Warna putih melambangkan kesucian, Ini merupakan perwujudan dari kesucian Ida Sang Hyang Widhi dalam segala bentuk manifestasinya, sedangkan warna kuning melambangkan kemakmuran.